KODE UNIT: E.370000.013.01
JUDUL UNIT: Melakukan Tindakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Bahaya dalam Pengolahan Air Limbah
DESKRIPSI UNIT:
Unit Kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan tindakan K3 terhadap bahaya dalam pengolahan air limbah. Dalam unit ini, peserta akan belajar mengidentifikasi bahaya dan risiko kecelakaan kerja saat mengolah air limbah, memahami langkah-langkah mitigasi, serta menerapkan analisis keselamatan kerja menggunakan metode JSA (Job Safety Analysis). Dengan demikian, unit ini memastikan bahwa setiap individu yang terlibat dalam pengolahan air limbah memiliki kemampuan yang memadai untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan mereka.
Melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi bahaya dan resiko kecelakaan kerja saat mengolah air limbah
Apa saja bahaya di lokasi IPAL ini?
- Paparan panas matahari
- Terpapar bahan kimia
- Terpeleset dan tercebur bak IPAL
- Terjepit motor INJEKSI treatment
- tersetrum
MELAKUKAN TINDAKAN PERBAIKAN/ PENCEGAHAN
Paparan panas matahari, terpapar bahan kimia, terpeleset dan tercebur bak IPAL, terjepit motor INJEKSI treatment, serta tersetrum merupakan beberapa risiko yang dihadapi dalam pengolahan air limbah. Untuk mengurangi risiko tersebut, pengaturan ritme kerja dan pemasangan blower sangat penting. Selain itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap harus diterapkan. Pemasangan pagar dan rambu “AWAS TERCEBUR” di sekitar area berbahaya juga diperlukan. Motor INJEKSI treatment harus dilengkapi dengan partisi atau cover, dan panel listrik serta instalasi kabel harus dipastikan aman.
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
Persyaratan:
Setiap B3 yang disimpan harus memenuhi persyaratan berikut: Tersedia MSDS yang mencakup identitas bahan dan perusahaan, komposisi, identifikasi bahaya, tindakan P3K, penanggulangan kebakaran, penanganan kebocoran, penyimpanan, pengendalian pemajanan, sifat fisika dan kimia, stabilitas dan reaktivitas, informasi toksikologi dan ekologi, pembuangan limbah, pengangkutan, peraturan perundang-undangan, serta informasi tambahan yang diperlukan. Selain itu, setiap B3 harus dilengkapi label yang mencantumkan nama produk, identifikasi dan tanda bahaya, uraian risiko dan penanggulangan, tindakan pencegahan, instruksi jika terpapar, instruksi kebakaran, instruksi tumpahan, instruksi penyimpanan, referensi, serta kontak pabrik atau distributor. Terakhir, simbol B3 harus dipasang untuk klasifikasi material.
Teknis dan Tata Cara Penyimpanan B3
Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) harus dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah teknis yang ketat untuk memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi keselamatan. Untuk Bahan Kimia Mudah Terbakar, penting untuk menjauhkan dari panas atau bahan oksidator, serta menyimpannya di tempat yang dingin dan memiliki ventilasi baik. Selain itu, menjauhkan bahan tersebut dari sumber api dan menggunakan area grounding yang memadai juga sangat dianjurkan.
Sementara itu, untuk Penyimpanan Bahan Kimia Oksidator atau Reaktif, disarankan untuk menyimpannya di tempat yang dingin, berventilasi baik, dan kering. Pastikan tempat penyimpanan tidak bocor terutama saat hujan, dan jaga kelembaban ruangan terutama saat kondisi cuaca yang dapat mempengaruhi reaktivitas bahan kimia tersebut. Dengan menerapkan semua langkah ini, risiko kecelakaan dan kerusakan lingkungan akibat penyimpanan B3 dapat diminimalkan, memastikan lingkungan kerja tetap aman dan terlindungi.
Penyimpanan Bahan Kimia yang Reaktif Terhadap Air
Untuk mengamankan penyimpanan bahan kimia yang reaktif terhadap air, perlu diterapkan langkah-langkah berikut ini dengan cermat:
Bahan-bahan tersebut sebaiknya disimpan di tempat yang dingin dan memiliki ventilasi yang baik untuk menjaga kondisi stabilitasnya. Selain itu, penting untuk memisahkan bahan-bahan ini dari asam, mengingat sifat reaktifnya. Jauhkan pula dari sumber api, terutama gas yang mudah terbakar, dan pastikan ruangan tempat penyimpanan bebas dari kantong gas hidrogen (H2) yang dapat membahayakan.
Selanjutnya, untuk zat-zat yang reaktif terhadap asam, termasuk yang juga reaktif terhadap air, disarankan untuk disimpan di tempat yang dingin, berventilasi baik, dan kering. Pastikan area penyimpanan tidak mengalami kebocoran saat cuaca hujan, dan penting juga untuk menjaga kelembaban ruangan, terutama dalam kondisi hujan, untuk menghindari risiko reaksi kimia yang tidak terkendali.
Dengan menerapkan prosedur-prosedur ini, diharapkan risiko kecelakaan dan kerusakan lingkungan akibat penyimpanan bahan kimia yang reaktif dapat diminimalkan, serta memastikan keamanan lingkungan kerja yang lebih baik.
Penyimpanan Bahan Kimia Berbagai Jenis
Penyimpanan bahan kimia yang bersifat korosif harus dilakukan di tempat dingin dan berventilasi baik, serta memastikan tidak ada kebocoran saat hujan dan menjaga kelembaban ruangan. Hal yang sama berlaku untuk bahan kimia beracun, yang juga perlu disimpan dengan cara yang serupa untuk menjaga keamanan dan stabilitasnya. Sedangkan untuk bahan kimia berupa gas bertekanan, simpan dalam posisi tegak yang terikat, di ruangan yang dingin, ventilasi cukup, bebas dari sumber panas, pisahkan gas flammable dan beracun, serta botol kosong dengan botol berisi. Dengan penerapan langkah-langkah ini, risiko kecelakaan dan dampak lingkungan dapat diminimalkan, menjaga keamanan di lingkungan kerja.
Lembar Data Keselamatan Bahan
MSDS atau (Lembar Data Keselamatan Bahan) meliputi keterangan tentang:
Informasi yang terdapat dalam Material Safety Data Sheet (MSDS) mencakup identitas bahan dan perusahaan, komposisi bahan, identifikasi bahaya, tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), tindakan penanggulangan kebakaran, tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan, penyimpanan dan penanganan bahan, pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri, sifat fisika dan kimia, stabilitas dan reaktivitas bahan, informasi toksikologi, informasi ekologi, pembuangan limbah, pengangkutan bahan, informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta informasi tambahan yang diperlukan untuk pengelolaan bahan kimia dengan aman dan sesuai dengan standar keselamatan.
Mempersiapkan tanggap darurat dalam pengolahan air limbah
Fasilitas Kedaruratan Pengolahan Air Limbah:
Peralatan darurat untuk pengolahan air limbah meliputi berbagai jenis alat yang sangat penting:
Peralatan kedaruratan untuk pengolahan air limbah mencakup berbagai jenis alat yang sangat penting untuk keamanan dan penanganan keadaan darurat. Ini termasuk alat peringatan dini yang membantu memonitor dan mendeteksi potensi bahaya sejak dini, serta alat deteksi seperti gas detector dan perangkat untuk mendeteksi kebocoran pipa. Alat pelindung diri seperti pelampung juga diperlukan untuk keselamatan personel. Selain itu, ada alat penanggulangan kebakaran seperti dry chemical dan water spray yang penting dalam menghadapi kebakaran. Untuk penanganan tumpahan dan kebocoran, peralatan seperti spill kit, absorben, oil boom, dan sekop menjadi sangat penting. Petunjuk arah angin membantu dalam menentukan arah penyebaran bahan berbahaya, sementara alat komunikasi memfasilitasi koordinasi tim darurat. Peralatan pelayanan kesehatan darurat, seperti emergency kit yang berisi perlengkapan medis dan pertolongan pertama, serta peralatan untuk kebutuhan pengamanan, juga merupakan bagian integral dari persiapan dalam mengelola keadaan darurat di fasilitas pengolahan air limbah.
Sumber :
https://belajark3.com/materi_pengendalian_pencemaran_air/Melakukan_Tindakan_K3_terhadap_Bahaya_dalam_Pengolahan_Air_Limbah.pdf